Pembelajaran Kooperatif Metode Ular tangga
Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh
2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di
beberapa kotak digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang
menghubungkannya dengan kotak lain. Permainan ini diciptakan pada tahun 1870 (http://id.wikipedia.org).
Setiap orang dapat menciptakan papan mereka sendiri dengan jumlah
kotak, ular dan tangga yang berlainan. Setiap pemain mulai dengan
bidaknya di kotak pertama (biasanya kotak di sudut kiri bawah) dan secara
bergiliran melemparkan dadu. Bidak dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu
yang muncul. Biasanya bila seorang pemain mendapatkan angka 6 dari dadu, mereka
mendapat giliran sekali lagi. Bila tidak, maka giliran jatuh ke pemain
selanjutnya. Bila pemain mendarat di ujung bawah sebuah tangga, mereka dapat
langsung pergi ke ujung tangga yang lain. Bila mendarat di kotak dengan ular,
mereka harus turun ke kotak di ujung bawah ular. Pemenang adalah pemain pertama
yang mencapai kotak terakhir.
Metode permainan ular tangga merupakan salah satu
teknik pembelajaran yang dapat digunakan di dalam pembelajaran Biologi SS (Sistem saraf). Metode ini modifikasi dari permainan ular tangga tetapi pada kotak-kotak angka diubah
dengan pertanyaan atau tugas yang berkaitan dengan konsep sistem saraf. Dengan
penerapan teknik pembelajaran seperti ini, diharapkan dapat meningkatkan
partisipasi dan prestasi belajar siswa di kelas. Permainan ular tangga yang digunakan sebagai media pembelajaran
metode TGT berbentuk papan yang dibagi
dalam kotak-kotak kecil dan digambar sejumlah "tangga" atau
"ular" yang menghubungkannya dengan kotak lain, dimana setiap kotak
berisi pertanyaan yang berhubungan dengan konsep struktur saraf.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode permainan
ular tangga ini adalah:
a. Kelebihan permainan Ular tangga: 1) kerjasama kelompok
dalam mencapai finish sangat ditekankan; 2) anak tidak selalu dituntut untuk
berpikir, sehingga suasana turnamen cenderung lebih menyenangkan; 3) dengan keberuntungan
mengocok dadu, memberikan motivasi lebih besar pada siswa untuk mencapi finish
(mencapai kemenangan); 4) memerlukan pengetahuan yang cukup tinggi, karena
siswa dituntut untuk aktif dalam mencari
jawaban sendiri dengan cepat; 5) dapat memuat pertanyaan dengan berbagai jenis
jawaban (tidak hanya sebuah konsep hafalan, tetapi juga konsep hitungan);
b.
Kelemahan permainan Ular tangga: kurang dapat mengukur kemampuan suatu
kelompok, karena kemenangan dipengaruhi oleh adanya keberuntungan (adanya ular
dan tangga).