Selasa, 06 November 2012

Pembelajaran Kooperatif Metode Ular tangga





Pembelajaran Kooperatif Metode Ular tangga
Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang menghubungkannya dengan kotak lain. Permainan ini diciptakan pada tahun 1870 (http://id.wikipedia.org).
Setiap orang dapat menciptakan papan mereka sendiri dengan jumlah kotak, ular dan tangga yang berlainan. Setiap pemain mulai dengan bidaknya di kotak pertama (biasanya kotak di sudut kiri bawah) dan secara bergiliran melemparkan dadu. Bidak dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul. Biasanya bila seorang pemain mendapatkan angka 6 dari dadu, mereka mendapat giliran sekali lagi. Bila tidak, maka giliran jatuh ke pemain selanjutnya. Bila pemain mendarat di ujung bawah sebuah tangga, mereka dapat langsung pergi ke ujung tangga yang lain. Bila mendarat di kotak dengan ular, mereka harus turun ke kotak di ujung bawah ular. Pemenang adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir.
Metode permainan ular tangga merupakan salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan di dalam pembelajaran Biologi SS (Sistem saraf). Metode ini modifikasi dari permainan ular tangga tetapi pada kotak-kotak angka diubah dengan pertanyaan atau tugas yang berkaitan dengan konsep sistem saraf. Dengan penerapan teknik pembelajaran seperti ini, diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa di kelas. Permainan ular tangga yang digunakan sebagai media pembelajaran metode TGT berbentuk  papan yang dibagi dalam kotak-kotak kecil dan digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang menghubungkannya dengan kotak lain, dimana setiap kotak berisi pertanyaan yang berhubungan dengan konsep struktur saraf.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode permainan ular tangga ini adalah: 
a. Kelebihan permainan Ular tangga: 1) kerjasama kelompok dalam mencapai finish sangat ditekankan; 2) anak tidak selalu dituntut untuk berpikir, sehingga suasana turnamen cenderung lebih menyenangkan; 3) dengan keberuntungan mengocok dadu, memberikan motivasi lebih besar pada siswa untuk mencapi finish (mencapai kemenangan); 4) memerlukan pengetahuan yang cukup tinggi, karena siswa dituntut untuk aktif  dalam mencari jawaban sendiri dengan cepat; 5) dapat memuat pertanyaan dengan berbagai jenis jawaban (tidak hanya sebuah konsep hafalan, tetapi juga konsep hitungan); 
b. Kelemahan permainan Ular tangga: kurang dapat mengukur kemampuan suatu kelompok, karena kemenangan dipengaruhi oleh adanya keberuntungan (adanya ular dan tangga).